PROSES PEMBENTUKAN URINE
KATA PENGANTAR
Puja dan puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa , karena berkat dan rahmat Beliau kami dapat menyelesaikan tugas biology yang berkaitan dengan masalah proses pembentukan urine yang sangat sederhana ini dapat kami selesaikan tepat pada waktunya.
Dalam tugas ini kami menyajikan data-data yang didapat dari internet dan beberapa buku panduan untuk melengkapi laporan ini.
Meskipun masih sangat sederhana dan penyajiannya masih belum sepenuhnya sempurna, kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun agar dapat memperbaiki kesalahan-kesalahan yang dilakuakan secara sengaja maupun tidak sengaja.
Demikian laporan ini kami buat. Kami berharap agar nantinya tugas ini dapat bermanfaat.
Padang,
april 2016
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Urine (dari bahasa Latin Urina)
adalah cairan biasanya steril oleh-produk dari tubuh dikeluarkan oleh ginjal
melalui proses yang disebut buang air kecil dan dikeluarkan melalui uretra.
Metabolisme sel menghasilkan banyak oleh-produk, yang kaya akan nitrogen, yang
memerlukan penghapusan dari aliran darah. Ini oleh-produk yang akhirnya
dikeluarkan dari tubuh dalam proses yang dikenal sebagai berkemih, metode utama
untuk buang air-larut bahan kimia dari tubuh. Bahan kimia ini dapat dideteksi
dan dianalisis dengan urine. Kondisi penyakit tertentu dapat menyebabkan
patogen-terkontaminasi urin.
Tujuan penyajian makalah ini adalah untuk
mengetahui lebih lanjut mengenai Urine dan proses pembentukannya.
B. Permasalahan
1. Bagaimana
penjelasan dari Urine?
2. Apa
faktor yang mempengaruhi proses urinasi?
3. Bagaimana
pembentukan urine?
4. Apa saja komposisi dari
urine ?
5. Apa saja gangguan atau
kelainan pada masalah urine ?
C. Tujuan dan Manfaat
Tujuan pembuatan makalah ini adalah untuk
memenuhi tugas kelompok yang di berikan oleh Guru Biologi kelas IX C dan untuk
menambah wawasan kita tentang apa yang akan di bahas dalam tugas kali ini.
D. Metode
Metode yang digunakan dalam penulisan ini
adalah media kepustakaan.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Urine
1. Pengertian
Urine atau air seni atau air kencing adalah
cairan sisa yang diekskresikan oleh ginjal yang kemudian akan dikeluarkan dari
dalam tubuh melalui proses urinasi. Eksreksi urine diperlukan untuk membuang
molekul-molekul sisa dalam darah yang disaring oleh ginjal dan untuk menjaga
homeostasis cairan tubuh. Urine disaring didalam ginjal, dibawa melalui ureter
menuju kandung kemih, akhirnya dibuang keluar tubuh melalui uretra.
Ciri – Ciri urine normal:
1. Volume
Urine rata – rata : 1L – 1,5L setiap hari; tergantung
luas permukaan tubuh dan intake cairan.
2. Warna
Kuning bening oleh adanya urobilinogen.
Secara normal warna dapat berubah, tergantung jenis bahan/obat yang dimakan.
3. Bau
Urine baru memiliki bau khas sebab adanya
asam – asam yang mudah menguap. Urine yang lama baunya tajam sebab adanya NH3 dari
pemecahan ureum dalam urine. Bau yang busuk karena adanya nanah dan kuman –
kuman. Sedangkan bau yang manis karena adanya asetan.
4. Berat
jenis urine
Normal
: 1,002-1,045
Rata –
rata :
1,008
5. pH
urine
kurang lebih pH = 6 atau sekitar 4,8 – 7,5
dengan rekasi pada kertas lakmus: urine asam: merah, urine basa: biru.
2. Faktor yang Mempengaruhi Proses Urinasi
Proses pembentukan urin dipengaruhi oleh dua
faktor yaitu faktor internal dan
faktor eksternal.
a. Faktor Internal
1) Hormon Antideuritik (ADH)
Hormon antideuritik dikeluarkan oleh kelenjar
saraf hipofifis (neuroehipofisis). Pengeluaran hormon ini ditentukan oleh
reseptor khusus di dalam otak yang secara terus menerus mengendalikan tekananan
osmotik darah (kesetimbangan konsentrasi air dalam darah). Oleh karena itu,
hormon ini akan mempengaruhi proses reabsorpsi air pada tubulus
kontortus distal, sehingga permeabilitas sel terhadap air akan meningkat. Oleh
karena cara bekerja dan pengaruhnya inilah, hormon tersebut disebut sebagai hormon
antideuritik.
Jika tekanan osmotik darah naik, yaitu pada saat dalam keadaan
dehidrasi atau kekurangan cairan tubuh (saat kehausan atau banyak mengeluarkan
keringat), konsentrasi air dalam darah akan turun. Akibat dari kondisi
tersebut, sekresi ADH meningkat dan dialirkan oleh darah menuju ke ginjal. ADH
selain meningkatkan permeabilitas sel terhadap air, juga mengkatkan
permeabilitas saluran pengumpul, sehingga memperbesar sel saluran pengumpul.
Dengan demikian air akan berdifusi ke luar dari pipa pengumpul, lalu masuk ke
dalam darah. Keadaan tersebut akan berusaha memulihkan konsentrasi air dalam
darah. Namun akibatnya, urine yang dihasilkan menjadi sedikit dan lebih pekat.
2) Hormon Insulin
Hormon insulin adalah hormon yang dikeluarkan
oleh pulau langerhans dalam pankreas. Hormon insulin berfungsi mengatur gula
dalam darah. Penderita kencing manis (diabetes mellitus) memiliki konsentrasi
hormon insulin yang rendah, sehingga kadar gula dalam darah akan tinggi.
Akibatnya terjadi gangguan reabsorpsi didalam urine masih terdapat
glukosa.
3) Saraf
Stimulus pada saraf ginjal akan menyebabkan
penyempitan duktus afferen. Hal ini menyebabkan aliran darah ke glomerulus
menurun dan tekanan darah menurun sehingga filtrasi kurang efektif. Hasilnya
urine yang diproduksi meningkat.
4) Tonus
otot
Tonus otot yang memiliki peran penting dalam
membantu proses berkemih adalah otot kandung kemih, otot abdomen dan pelvis.
Ketiganya sangat berperan dalam kontraksi pengontrolan pengeluaran urine.
5) Usia
Pengeluaran urine usia balita lebih sering
karena balita belum bisa mengendalikan rangsangan untuk miksi dan makanan
balita lebih banyak berjenis cairan sehingga urine yang dihasilkan lebih banyak
sedangkan pengeluaran urin pada lansia lebih sedikit karena setelah usia 40
tahun, jumlah nefron yang berfungsi biasanya menurun kira-kira 10% tiap tahun.
b. Faktor Eksternal
1) Zat-zat
diuretik
Misalnya teh, kopi, atau alkohol dapat
menghambat reabsorpsi ion Na+. Akibatnya ADH berkurang sehingga
reabsorpsi air terhambat dan volume urin meningkat.
2) Suhu
lingkungan
Ketika suhu sekitar dingin, maka tubuh akan
berusaha untuk menjaga suhunya dengan mengurangi jumlah darah yang mengalir ke
kulit sehingga darah akan lebih banyak yang menuju organ tubuh, di antaranya
ginjal. Apabila darah yang menuju ginjal jumlahnya samakin banyak, maka
pengeluaran air kencing pun banyak.
3) Gejolak
emosi dan stress
Jika seseorang mengalami stress, biasanya
tekanan darahnya akan meningkat sehingga banyak darah yang menuju ginjal.
Selain itu, pada saat orang berada dalam kondisi emosi, maka kandung kemih akan
berkontraksi. Dengan demikian, maka timbullah hasrat ingin buang air kecil.
4) Jumlah
air yang diminum
Jumlah air yang diminum tentu akan
mempengaruhi konsentrasi air dalam darah. Jika meminum banyak air, konsentrasi
air dalam darah akan tinggi, dan kosentrasi protein dalam darah menurun,
sehingga filtrasi menjadi berkurang. Selain itu, keadaan seperti ini menyebabkan
darah lebih encer, sehingga sekresi ADH akan berkurang. Menurunnya filtrasi dan
berkurangnya ADH akan menyebabkan menurunnya penyerapan air, sehingga urine
yang dihasilkan akan meningkat dan encer.
5) Kondisi penyakit
Kondisi penyakit dapat memengaruhi produksi
urine, seperti diabetes melitus.
6) Life Style dan aktivitas
Seorang yang suka berolahraga, urine yang
terbentuk akan lebih sedikit dan lebih pekat karena cairan lebih banyak
digunakan untuk membentuk energi sehingga cairan yang dikeluarkan lebih banyak
dalam bentuk keringat.
3. Pembentukan Urine
Proses pembentukan urin dibagi menjadi tiga
tahapan yaitu Tahap filtrasi, reabsorpsi, dan augmentasi. Proses ini pada tubuh
manusia terjadi di organ tubuh bagian Ginjal yang merupakan alat dan system
ekskresi pada manusia. Urin sendiri mempunyai definisi yaitu air yang
diekskresikan oleh ginjal kemudian akan disimpan dalam kantung kemih (Organ
tubuh yang mengumpulkan air kencing yang dikeluarkan oleh ginjal sebelumnya
dibuang) dan dikeluarkan dari tubuh melalui uretra atau proses urinasi (Saluran dan yang menghubungkan
kantung kemih ke lingkungan luar tubuh). Fungsi Urin dalam tubuh adalah untuk
membuang zat yang sifatnya beracun bagi tubuh dan urin pun bisa menjadi sebuah
penunjuk dehidrasi. Pada umumnya, Urin berwarna bening seperti air namun untuk
orang-orang yang mengalami dehidrasi, urin yang akan dikeluarkan berwarna
kuning.
3 hal penting yang berhubungan dengan proses
pembentukan urin, yaitu :
1.) Filtrasi (Penyaringan)
Filtrasi merupakan proses penyaringan darah
dari zat zat sisa metabolisme yang dapat meracuni tubuh.
Proses pembentukan urin diawali dengan
penyaringan darah yang terjadi di kapilerglomerulus. Sel-sel kapiler glomerulus yang berpori (podosit), tekanan danpermeabilitas yang tinggi pada
glomerulus mempermudah proses penyaringan.
Hasil penyaringan di glomerulus disebut filtrat glomerolus atau urin primer, mengandung asam amino, glukosa, natrium, kalium, dan garam-garam lainnya.
Hasil penyaringan di glomerulus disebut filtrat glomerolus atau urin primer, mengandung asam amino, glukosa, natrium, kalium, dan garam-garam lainnya.
2.) Reabsorpsi (Penyerapan)
Reabsorpsi merupakan proses penyerapan kembali
filtrat glomerulus yang masih bisa digunakan oleh tubuh.
Bahan-bahan yang masih diperlukan di dalam urin pimer diserap kembali di tubulus kontortus proksimal.
Meresapnya zat pada tubulus ini melalui dua cara. Gula dan asam amino meresap melalui peristiwa difusi, sedangkan air melalui peristiwa osmosis. Penyerapan air terjadi pada tubulus proksimal dan tubulus distal.
Meresapnya zat pada tubulus ini melalui dua cara. Gula dan asam amino meresap melalui peristiwa difusi, sedangkan air melalui peristiwa osmosis. Penyerapan air terjadi pada tubulus proksimal dan tubulus distal.
Setelah terjadi reabsorbsi maka tubulus akan
menghasilkan urin sekunder,
zat-zat yang masih diperlukan tidak akan ditemukan lagi. Sebaliknya,
konsentrasi zat-zat sisa metabolisme yang bersifat racun bertambah, misalnya urea.
3.) Augmentasi (Pengumpulan)
Augmentasi merupakan proses pengeluaran zat
sisa yang tidak diperlukan oleh tubuh dalam bentuk urine.
Dari tubulus-tububulus ginjal, urin akan
menuju rongga ginjal, selanjutnya menujukantung
kemih melalui saluran ginjal. Jika kantong kemih telah penuh terisi
urin, dinding kantong kemih akan tertekan sehingga timbul rasa ingin buang air
kecil. Urin akan keluar melalui uretra.
4. KOMPOSISI DARI URINE
Komposisi urin yang
dikeluarkan melalui uretra :
1. Air,
kurang lebih 95%
2. Urea,
Amonia, dan asam urin yang merupakan hasil metabolisme protein.
3. Garam-Garam
mineral, terutama garam dapur (NaCl).
4. Zat
warna Empedu (bilirubin dan biliverdin), yang menyebabkan warna
kuning pada urin.
5. Zat-zat
yang berlebihan dalam darah, seperti hormon dan vitamin.
5. GANGGUAN / KELAINAN MASALAH PADA URINE
1. Albuminuria
|
Urine mengandung albumin (protein) yang
disebabkan oleh kerusakan pada glomerulus.
Tanda: urine banyak mengandung albumin serta protein
Penyebab : kerusakan alat filtrasi
Akibat: tubuh kekurangan albumin yang menjaga agar cairan
tidak keluar dari darah
|
|
2. Diabetes insipidus
|
Penyakit kekurangan hormon vasopresin atau
hormon antidiuretik (ADH) yang mengakibatkan hilangnya kemampuan mereabsorpsi
cairan. Akibatnya, penderita bisa mengeluarkan urine berlimpah mencapai 20
liter.
Tanda : meningkatnya jumlah urine (20 – 30 kali lipat)
Penyebab : kekurangan hormon antidiuretika (ADH)
Akibat : sering buang urine
Pengobatan : pemberian ADH sintetik
|
|
3. Diabetes melitus
|
Terdapat glukosa dalam urine. Terjadi
karena menurunnya hormon insulin yang dihasilkan pankreas.
Tanda : kadar glukosa darah melebihi normal
Penyebab : kekurangan hormon insulin
Akibat : luka sulit sembuh
Pengobatan : pada anak-anak diberi insulin secara rutin dan
pada dewasa dilakukan diet rutin, olahraga dan pemberian obat penurun kadar
glukosa darah
|
|
4. Batu ginjal
|
Adanya endapan garam kalsium di dalam
kantong kemih
|
|
Tanda: urine sulit keluar karena tersumbat batu pada ginjal,
saluran ginjal atau kandung kemih
Penyebab: konsentrasi unsur-unsur kalsium terlalu
tinggi dan dipercepat dengan infeksi dan penyumbatan saluran ureter
Akibat: sulit mengeluarkan urine, urine bercampur darah.
Pencegahan: Minum air putih sekurang-kurangnya 2 liter
sehari dan Kurangi makanan yang mengandung garam dan banyak minyak
|
||
5. Gagal ginjal
|
Ginjal tidak dapat menjalankan fungsinya
dengan baik sehingga harus dibantu dengan cuci darah atau cangkok ginjal.
Tanda : Meningkatnya kadar urea dalam darah karena ginjal
sudah tidak berfungsi menyaring darah dari zat-zar sisa metabolisme.
Penyebab : nefritis (radang ginjal)
Akibat : zat-zat yang seharusnya dibuang oleh ginjal
tertumpuk dalam darah
Pengobatan : cuci darah secara rutin atau cangkok ginjal
|
|
6. Hematuria
|
Urin mengandung darah karena adanya
kerusakan pada glomerulus.
Tanda: urine mengandung darah
Penyebab: peradangan organ urinaria atau karena iritasi akibat
batu ginjal.
|
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Urine
atau air seni atau air kencing adalah cairan sisa yang diekskresikan oleh
ginjal.
2. Pembentukan
urine melalui 3 proses: filtrasi, reabsorpsi dan augmentasi
3. Saluran yang dilewati oleh
darah setelah difiltrasi oleh glomeruli dari awal hingga akhir sebagai
berikut: glomerulus → kapsula Bowman → tubulus kontortus
proksimal → loop of Henle → tubulus kontortus distal → tubulus koligen →
tubulus collectivus → kaliks minor → kaliks mayor → pelvis renalis →ureter →
vesica urinaria → urethra.
B. Saran
Dengan ditulisnya tugas ini
diharapkan agar penulis serta pembaca dapat memahami dan mengerti mengenai
urine, guna menambah wawasan dalam dunia medis.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar