PENDAHULUAN
A.
Latar
belakang
Akut Limfoblastik Leukimia (ALL) adalah bentuk akut
dari leukemia yang diklasifikasikan menurut cell yang lebih banyak dalam sumsum
tulang yaitu berupa lymphoblasts. Pada keadaan leukemia terjadi proliferasi sel
leukosit yang abnormal, ganas, sering disertai bentuk leukosit yang lain
daripada normal, jumlahnya berlebihan dan dapat menyebabkan anemia,
trombositopenia, dan diakhiri dengan kematian (Ngastiyah, 1997).
Akut Limfoblastik Leukimia (ALL) merupakan penyakit
yang paling umum pada anak (25% dari seluruh kanker yang terjadi). Di
Amerika Serikat, kira-kira 2400 anak dan remaja menderita ALL setiap tahun. Insiden ALL terjadi jauh lebih tinggi pada
anak-anak kulit putih daripada kulit hitam. Perbedaan juga tampak pada
jenis kelamin, dimana kejadian ALL lebih tinggi pada anak laki-laki kurang dari
15 tahun. Insiden kejadian 3,5 per 100.000 anak berusia kurang dari 15 tahun. Puncak insiden pada umur 2-5 tahun
dan menurun pada dewasa (Supriatna, 2002).
Yayasan Onkologi Anak Indonesia (YOAI) menyebutkan,
setiap tahun ada 4.100 anak terkena kanker. Leukemia bisa menyerang anak dari
berbagai golongan umur, mulai dari anak balita hingga menjelang dewasa muda,
bahkan orang dewasa. Pada anak, leukemia bahkan bisa terjadi sejak anak
dilahirkan.
B.
Rumusan
masalah
Adapun
rumusan masalah dari latar belakang diatas, didapatkan bagaimana cara
melaksakan asuhan keperawatan pada pasien dengan leukimia.
C.
Tujuan
a.
Tujuan
umun
Diharapkan
mahasiswa mampu mengetahui dan menerapkan asuhan keperawatan dengan leukimia.
b.
Tujuan
khusus
1.
mahasiswa mampu melaksanakan
pengkajian keperawatan pada pasien dengan diagnosa leukimia
2.
mahasiswa mampu menegakkan diagnosa
keperawatan pada pasien dengan diagnosa leukimia
3.
mahasiswa mampu memberikan
intervensi keperawatan pada pasien dengan diagnosa leukimia
4.
mahasiswa mampu melaksanakan
implementasi keperawatan pada pasien dengan diagnosa leukimia
5.
mahasiswa mampu mengevaluasi
tindakan yang telah dilaksanakan pada pasien dengan diagnosa leukimia
PEMBAHASAN
A.
Pengertian
Leukimia
adalah suatu tipe kanker.leukimia berasal dari kata yunani lekos putih,Haima
darah.leukimia adalah kanker yang mulai dari sel sel darah.leukimia(kanker
darah) adalah jenis penyakit kankeryang menyerang sel sel darah putihyang
diproduksi oleh sum sum tulang(bone merrow).(padilla,2013)
Leukimia
merupakan proferasi patologis dari sel darah putih yang masih imatur dalam
pembentukan darah.(suriadi & rita 2006)
Leukimia
merupakan penyakit akibat proliferasi(bertambah banyak atau
multiplikasi)patologi dari sel pembuat darah yang bersifat sistemik dan
biasanya berkahir fatal.(nursalam,2005)
B. Anatomi fisiologi
a.
Granulosit : berasal dari sel induk di sumsum tulang merah dari
mieloblas menjadi mielosit sebelum berdiferensiasi menjadi salah satunya
b.
Neutrofil : fungsi utamanya melindungi terhadap benda asing yang
masuk tubuh khususnya kuman dan melenyapkan bahan limbah. Sel-sel ini tertarik
ketempat infeksi ke tempat infeksi oleh substansi kimia yang dilepaskan oleh
sel-sel cedera
c.
Eosinofil : banyak diantaranya bermigrasi keluar pembuluh darah
menuju daerah tubuh yang terpapar misal, jar ikat dibawah kulit, membran mukosa
saluran nafas dan cerna, pelapis vagina dan rahim. Fungsi eosinofil melindungi
tubuh terhadap bahan asing (parasit).
d.
Basofil : sel ini menggetahkan histamin, yang menimbulkan
vasodilatasi dan meningkatkan permeabilitas dinding kapiler. Hal ini
mempermudah fagosit dan substansi protektif lain spt zat anti, tiba dicelah
jaringan bersama sel mast mengumpul didaerah radang yang menyembuh.
e.
Agranulosit : disebut demikian karena di dalam sitoplasmanya
tidak terdapat granula
f.
Monosit : sel mononuklir besar asal sumsum tulang merah.
Beredar didalam darah, berfungsi terutama di jaringan sesudah berkembang
menjadi makrofag. Keduanya menghasilkan interleukin 1 yang bekerja pada
hipotalamus, menaikkan suhu badan pada infeksi dengan kuman, merangsang
pembentukan globulin oleh hati dan meningkatkan produksi limfosit T aktif.
g.
Limposit : ada dua jenis limposit
-
limposit-T, diaktifkan o/ timosin
dalam kel timus
-
limposit-B, diaktifkan dalam
jaringan limpoid.
C.
Etiologi
Penyebab
Akut Limfoblastik Leukimia (ALL) sampai saat ini belum jelas, diduga
kemungkinan karena virus (virus onkogenik) dan faktor lain yang mungkin
berperan, yaitu:
1.
Faktor Predisposisi
a)
Penyakit defisiensi imun tertentu,
misalnya agannaglobulinemia; kelainan kromosom, misalnya sindrom Down
(risikonya 20 kali lipat populasi umumnya); sindrom Bloom.
b)
Virus
Virus
sebagai penyebab sampai sekarang masih terus diteliti. Sel leukemia mempunyai
enzim trankriptase (suatu enzim yang diperkirakan berasal dari virus). Limfoma
Burkitt, yang diduga disebabkan oleh virus EB, dapat berakhir dengan leukemia.
c)
Radiasi ionisasi
Terdapat
bukti yang menyongkong dugaan bahwa radiasi pada ibu selama kehamilan dapat
meningkatkan risiko pada janinnya. Baik dilingkungan kerja, maupun pengobatan
kanker sebelumnya. Terpapar zat-zat kimiawi seperti benzene, arsen,
kloramfenikol, fenilbutazon, dan agen anti neoplastik.
d)
Herediter
Faktor
herediter lebih sering pada saudara sekandung terutama pada kembar monozigot.
Obat-obatan
e)
Obat-obat imunosupresif, obat
karsinogenik seperti diethylstilbestrol.
2 . Faktor Lain
a)
Faktor eksogen seperti sinar X,
sinar radioaktif, dan bahan kimia (benzol, arsen, preparat sulfat), infeksi
(virus dan bakteri).
b)
Faktor endogen seperti ras
c)
Faktor konstitusi seperti kelainan
kromosom, herediter (kadang-kadang dijumpai kasus leukemia pada kakak-adik atau
kembar satu telur).
D.
Patofisiologi
Pada keadaan normal,
sel darah putih berfungsi sebagai pertahanan tubuh terhadap infeksi. Sel ini
secara normal berkembang sesuai perintah, dapat dikontrol sesuai dengan
kebutuhan tubuh. Leukemia meningkatkan produksi sel darah putih pada sumsum
tulang yang lebih dari normal. Mereka terlihat berbeda dengan sel darah normal
dan tidak berfungsi seperti biasanya. Sel leukemi memblok produksi sel darah
normal, merusak kemampuan tubuh terhadap infeksi. Sel leukemi juga merusak
produksi sel darah lain pada sumsum tulang termasuk sel darah merah dimana sel
tersebut berfungsi untuk menyuplai oksigen pada jaringan.
Analisis sitogenik
menghasilkan banyak pengetahuan mengenai aberasi kromosomal yang terdapat pada
pasien dengan leukemia. Perubahan kromosom dapat meliputi perubahan angka, yang
menambahkan atau menghilangkan seluruh kromosom, atau perubahan struktur
termasuk translokasi (penyusunan kembali), delesi, inversi dan insersi. Pada
kondisi ini, dua kromosom atau lebih mengubah bahan genetik, dengan
perkembangan gen yang berubah dianggap menyebabkan mulainya proliferasi sel
abnormal.
Leukemia terjadi jika
proses pematangan dari stem sel menjadi sel darah putih mengalami gangguan dan
menghasilkan perubahan ke arah keganasan. Perubahan tersebut seringkali
melibatkan penyusunan kembali bagian dari kromosom (bahan genetik sel yang
kompleks). Translokasi kromosom mengganggu pengendalian normal dari pembelahan
sel, sehingga sel membelah tidak terkendali dan menjadi ganas. Pada akhirnya
sel-sel ini menguasai sumsum tulang dan menggantikan tempat dari sel-sel yang
menghasilkan sel-sel darah yang normal. Kanker ini juga bisa menyusup ke dalam
organ lainnya termasuk hati, limpa, kelenjar getah bening, ginjal, dan otak.
E.
Klasifikasi
a. Leukemia Mielogenus Akut (LMA)
LMA mengenai
sel sistem hematopoetik yang kelak berdiferensiasi ke semua sel mieloid,
monosit, granulosit (basofil, netrofil, eosinofil), eritrosit, dan trombosit.
Semua kelompok usia dapat terkena. Insidensi meningkat sesuai dengan
bertambahnya usia. Merupakan leukemia nonlimfositik yang paling sering terjadi.
b.
Leukemia Mielogenus Krinis (LMK)
LMK juga
dimasukkan dalam sistem keganasan sel sistem mieloid. Namun lebih banyak sel
normal dibanding bentuk akut, sehingga penyakit ini lebih ringan. LMK jarang menyerang individu dibawah 20 tahun. Manifestasi
mirip dengan gambaran LMA tetapi dengan tanda dan gejala yang lebih
ringan. Pasien menunjukkan tanpa gejala selama bertahun-tahun, peningkatan
leukosit kadang sampai jumlah yang luar biasa, dan limpa membesar.
c.
Leukemia
Limfositik Kronis (LLK)
LLK merupakan kelainan ringan mengenai individu usia 50 – 70 tahun.
Manifestasi klinis pasien tidak menunjukkan gejala. Penyakit baru
terdiagnosa saat pemeriksaan fisik atau penanganan penyakit.
d.
Leukemia
Limfositik Akut (LLA)
LLA dianggap
sebagai proliferasi ganas limfoblast. Sering terjadi pada anak-anak, laki-laki
lebih banyak dibandingkan perempuan. Puncak insiden usia 4 tahun, setelah usia
15 tahun. LLA jarang terjadi. Limfosit immatur berproliferasi dalam sumsum tulang
dan jaringan perifer sehingga
mengganggu perkembangan sel normal.
F.
Manifestasi klinis
Manifestasi
klinik yang sering dijumpai pada penyakit leukemia adalah sebagai berikut :
a)
Pilek tidak sembuh-sembuh &
sakit kepala
b)
Pucat, lesu, mudah terstimulasi,
merasa lemah atau letih
c)
Demam, keringat malam dan anorexia
d)
Berat badan menurun
e)
Ptechiae, memar tanpa sebab, mudah
berdarah dan lebam (gusi berdarah, bercak keunguan di kulit, atau bintik-bintik
merah kecil di bawah kulit)
f)
Nyeri pada tulang dan persendian
g)
Nyeri abdomen, Pembengkakan atau
rasa tidak nyaman di perut (akibat pembesaran limpa).
G.
Komplikasi
a) Nyeri tulang
(terutama pada tulang belakang atau tulang rusuk)
b)
Pengeroposan tulang sehingga tulang
mudah patah.
c)
Anemia
d)
Infeksi bakteri berulang
e)
Gagal ginjal
H.
Penatalaksanaan
a)
Transfusi darah, biasanya diberikan
bila kadar Hb kurang dari 6 g%. Pada trombositopenia yang berat dan perdarahan
masif, dapat diberikan transfusi trombosit dan bila terdapat tanda‑tanda DIC
dapat diberikan heparin.
b)
Kortikosteroid (prednison, kortison,
deksametason dan sebagainya). Setelah dicapai remisi dosis dikurangi sedikit
demi sedikit dan akhirnya dihentikan.
c)
Sitostatika. Selain sitostatika yang
lama (6‑merkaptopurin atau 6‑mp, metotreksat atau MTX) pada waktu ini dipakai
pula yang baru dan lebih poten seperti vinkristin (oncovin), rubidomisin
(daunorubycine), sitosin, arabinosid, L‑asparaginase, siklofosfamid atau CPA,
adriamisin dan sebagainya. Umumnya sitostatika diberikan dalam kombinasi
bersama‑sama dengan prednison. Pada pemberian obat‑obatan ini sering terdapat
akibat samping berupa alopesia, stomatitis, leukopenia, infeksi sekunder atau
kandidiagis. Hendaknya lebih berhaiti‑hati bila jumiah leukosit kurang dari
2.000/mm3.
d)
Infeksi sekunder dihindarkan (bila
mungkin penderita diisolasi dalam kamar yang suci hama).
e)
Transplantasi sumsum tulang
merupakan prosedur dimana sumsum tulang yang rusak digantikan dengan sumsum
tulang yang sehat. Sumsum tulang yang rusak dapat disebabkan oleh dosis tinggi
kemoterapi atau terapi radiasi. Selain itu transplantasi sumsum tulang juga
berguna untuk mengganti sel-sel darah yang rusak karena kanker.
I.
Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan
diagnostik yang lazim dilakukan pada anak dengan Leukemia Limfositik Akut
adalah:
1. Pemeriksaan sumsum
tulang Leukemia Limfositik Akut (BMP / Bone Marrow Punction):
a)
Ditemukan sel blast yang berlebihan
b)
Peningkatan protein
2. Pemeriksaan darah
tepi Leukemia Limfositik Akut
a)
Pansitopenia (anemia, lekopenia,
trombositopneia)
b)
Peningkatan asam urat serum
c)
Peningkatan tembaga (Cu) serum
d)
Penurunan kadar Zink (Zn)
e)
Peningkatan leukosit dapat terjadi
(20.000 – 200.000 / µl) tetapi dalam bentuk sel blast / sel primitif
3. Biopsi hati, limpa,
ginjal, tulang untuk mengkaji keterlibatan / infiltrasi sel kanker ke organ
tersebut
4.
Fotothorax untuk mengkaji keterlibatan mediastinum
5.Sitogenik : 50-60% dari pasien ALL dan AML mempunyai
kelainan berupa:
a)
Kelainan jumlah kromosom, seperti
diploid (2n), haploid (2n-a), hiperploid (2n+a)
b)
Bertambah atau hilangnya bagian
kromosom (partial delection)
c)
Terdapat marker kromosom, yaitu
elemen yang secara morfologis bukan komponen kromosom normal dari bentuk yang
sangat besar sampai yang sangat kecil.
ASKEP
TEORITIS
A.
Pengumpulan data
a. Pengkajian
1. Identitas Anak
a)
Umur : ALL lebih sering terjadi pada
umur kurang dari 5 tahun. Angka kejadian tertinggi adalah pada umur 3 tahun.
b)
Jenis kelamin : leukemia limpfositik
akut paling sering terjadi pada laki-laki dibandingkan perempuan.
2. Identitas Orang Tua
a)
Pendidikan : Pendidikan yang rendah
pada orang tua mengakibatkan kurangnya pengetahuan terhadapa penyakit anaknya.
b)
Pekerjaan : Pekerjaan orang tua yang
berhubungan dengan bahan kimia , radiasi sinar X , sinar radioaktif,
berpengaruh kepada anaknya. Selain itu sejauh mana orang tua mempengaruhi
pengobatan penyakit anaknya.
b.
Keluhan utama
Nyeri sendi dan tulang sering terjadi,
lemah , nafsu makan menurun, demam (jika disertai infeksi) bisa juga disertai
dengan sakit kepala, purpura, penurunan berat badan dan sering ditemukan suatu
yang abnormal. Kelelahan dan petekie berhubungan dengan trombositopenia juga
merupakan gejala-gejala umum terjadi.
c.
Riwayat
kehamilan dan kelahiran
Saat
hamil ibu sering mengkomsumsi makanan dengan bahan pengawet dan penyedap rasa.
Radiasi pada ibu selama kehamilan dapat meningkatkan resiko Saat hamil ibu
sering mengkomsumsi makanan dengan bahan pengawet dan penyedap rasa. Radiasi
pada ibu selama kehamilan dapat meningkatkan resiko pada janinnya. Lebih sering
pada saudara sekandung, terutama pada kembar.
d.
Riwayat
psikososio spiritual
a)Psikologi:
Anak belum
tahu tentang penyakitnya, sehingga anak tidak merasa memiliki penyakit.
Orang tua mengalami kecemasan mengenai penyakit yang dialami anak, kondisinya
apakah bisa sembuh atau tidak, serta masalah financial keluarga.
b)
Sosial:
Anak jarang
bermain dengan teman-temannya, karena kondisi anak lemah sehingga orangtua
tidak mengizinkan anak untuk beraktivitas yang berat. Dirumah anak bermain
dengan orang tua dan saudaranya, tetapi bermain yang ringan.
c)Spiritual:
Sebelum
tidur anak diingatkan oleh orang tua untuk berdoa. Saat anak melihat orang
tuanya berdoa anak mengikuti cara orang tuanya berdoa.
e. Pemeriksaan
ttv
a)
manifestasi kliniknya
pada umumnya anak sesak nafas, tachypnea (Pernafasan >70x/menit)
b)
Nadi
: Pada penderita ALL, terdapat manifestasi klinik nadi teraba kuat dan cepat
(takikardia)
c)
TD : pada penderita
ALL, tekanan darahnya tinggi disebabkan oleh hiperviskositas darah
d) Suhu
: Pada penderita ALL yang terjadi infeksi l suhu akan naik (hipertermi,
>37,50C)
f. Pemeriksaan
fisik
1. Kepala
dan Leher
a)
Rongga mulut :
1. apakah
terdapat peradangan (infeksi oleh jamur atau bakteri). Penyebab yang paling
sering adalah stafilokokus,streptokokus, dan bakteri gram negative usus
serta berbagai spesies jamur.
2. perdarahan
gusi,
3. pertumbuhan
gigi apakah sudah lengkap
4. ada atau
tidaknya karies gigi.
b)
Mata:
1. Konjungtiva
: anemis atau tidak. Terjadi gangguan penglihatan akibat infiltrasi ke SSP,
2. sclera:
kemerahan, ikterik.
3. Perdarahan
pada retina
c)
Telinga : ketulian
d) Leher:
distensi vena jugularis
e)
Perdarahan otak
Leukemia system saraf pusat: nyeri kepala, muntah
(gejala tekanan tinggi intrakranial), perubahan dalam status mental, kelumpuhan
saraf otak, terutama saraf VI dan VII, kelainan neurologic fokal.
2.
Pemeriksaan
Dada dan Thorax
a) Inspeksi
: bentuk thorax, kesimetrisan, adanya retraksi dada,
penggunaan otot bantu pernapasan
b) Palpasi
denyut apex (Ictus Cordis)
c) Perkusi
untuk menentukan batas jantung dan batas paru.
d) Auskultasi :
suara nafas, adakah ada suara napas tambahan: ronchi (terjadi penumpukan
secret akibat infeksi di paru), bunyi jantung I, II, dan III jika ada
3.
Pemeriksaan
Abdomen
a) Inspeksi
bentuk abdomen apakah terjadi pembesaran pada kelenjar limfe, ginjal, terdapat
bayangan vena, auskultasi peristaltik usus, palpasi nyeri tekan bila ada
pembesaran hepar dan limpa
b) Perkusi
adanya asites atau tidak.
4. Pemeriksaan integument
Kulit
:
a)
Perdarahan kulit (pruritus, pucat,
sianosis, ikterik, eritema, petekie, ekimosis, ruam)
b)
nodul subkutan, infiltrat, lesi yg tidak
sembuh, luka bernanah, diaforesis (gejala hipermetabolisme).
c)
peningkatan suhu tubuh
d)
Kuku : rapuh, bentuk sendok / kuku tabuh,
sianosis perifer.
5. Pemeriksaan Ekstremitas
a)
Adakah
sianosis, kekuatan otot
b)
Nyeri tulang
dan sendi (karena infiltrasi sumsum tulang oleh sel-sel leukemia
B.
Diagnosa keperawatan
1.
Hipertermi berhubungan dengan
peningkatan laju metabolisme terhadap proses infeksi virus.
2.
Ketidakseimbangan nutrisi
berhubungan dengan ketidak adekuat pertahanan sekunder.
3.
Intoleransi akivitas berhubungan
dengan kelemahan umum(anemia)
C.
Intervensi
No
|
Diagnosa keperawatan
NANDA
|
Tujuan dan kriteria hasil
NOC
|
Intervensi
NIC
|
1
|
Hipertermi berhubungan dengan peningkatan laju
metabolisme terhadap proses infeksi virus.
|
NOC
Thermoregulation
Kriteria hasil :
1.
Suhu tubuh dalam batas normal
2.
Nadi dan RR dalam rentang normal
3.
Tidak ada perubahan warna kulit
dan tidak ada pusing
|
NIC
Fever treatment
1.
Monitor suhu sesering mungkin.
2.
Monitor warna dan suhu kulit.
3.
Monitor tekanan darah,nadi,dan RR
4.
Monitor penurunan kesadaran
5.
Monitor intake dan output
6.
Berikan antipiretik
7.
Selimuti pasien
8.
Kompres pasienpada lipatan paha
dan axila
|
2
|
Ketidakseimbangan nutrisi berhubungan dengan ketidak
adekuat pertahanan sekunder.
|
NOC
a.
Nutritional status
b.
Nutritional status
a.
: food and intake fluid
c.
Nutritional status:
a.
Nutrition intake
d.
Weight control
|
NIC
Nutrition management :
1.
Kaji adanya alergi makanan
2.
Kolaborasi dengan ahli gizi untuk
menentukan jumlah kalori dan nutrisi yang dibutuhkan
3.
Berikan informasi tentang
kebutuhan gizi
Nutrition monitoring
1.
BB pasien dalam batas normal
2.
Monitor adanya penurunan berat
badan
3.
Monitor interaksi antara orang tua
dan anak saat makan
4.
Monitor mual muntah
5.
Monitor intake dan kalori
|
3
|
Intoleransi akivitas berhubungan dengan kelemahan
umum(anemia)
|
NOC
a.
Energi conservation
b.
Activity tolarance
c.
Self care ADLs
Kriteria hasil :
1.
Berpartisipasi dalam aktivitas
fisik tanpa disertai peningkatan tekanan darah,nadi,dan RR
2.
Tanda tanda vital normal
3.
Energi psikomotor
|
NIC
Activity therapy
1.
Bantu klien mengidentetifikasi
aktivitas yang mampudilakukan
2.
Bantu untuk memilih aktifitas yang
mampu dilakukan
3.
Anjurkan klien membuat jadwal
latihan di waktu luang
4.
Monitor respon,fisik,emosi,sosial
dan spiritual
|
D.
Implementasi
Implementasi
keperawatan adalah pelaksanaan dari perencanaan keperawatan yang telah dibuat
untuk mencapai hasil yang efektif. Dalam pelaksanaan implementasi keperawatan,
penguasaan keterampilan dan pengetahuan harus dimiliki oleh setiap perawat
sehingga pelayanan yang diberikan baik mutunya. Dengan demikian tujuan dari
rencana yang telah ditentukan dapat tercapai.
E.
Evaluasi
1. Anak
tidak menunjukkan tanda-tanda infeksi.
2.
Berpartisipasi dalam
aktifitas sehari-sehari sesuai tingkat kemampuan, adanya laporan peningkatan
toleransi aktifitas.
3. Anak
menyerap makanan dan cairan, anak tidak mengalami mual dan muntah.
4. Masukan
nutrisi adekuat.
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Leukimia atau kanker darah adalah keganasan pada organ
pembuat sel darah, berupa proliferasi patologis sel hemapoetik muda yang
ditandai oleh adanya kegagalan sumsum tulang dalam membentuk sel darah normal
dan disertai infiltrasi keorgan-organ lain.
Sebab-sebab
terjadinya leukimia belum diketahui secara pasti. Ada kemungkinan proses awal
leukimia terjadi karena mutasi salah satu sel yang kemungkinan berproliferasi
secara tidak terkendali sebagai penyebab sering dihubungkannya dengan radiasi,
zat kimia, gangguan imunologik, virus dan faktor genetik.
B.
Saran
Sebagai perawat disarankan untuk
memberi dukungan kepada pasien untuk bertahan hidup, dan menganjurkan pasien
maupun keluarga untuk tidak putus asa terhadap kemungkinan buruk yang akan
terjadi, serta menganjurkan pasien untuk mengikuti terapi yang dianjurkan.
Selain itu juga perawat harus memperhatikan personal hygiene untuk mengurangi
dampak yang terjadi pada saat memberikan pelayanan kesehatan pada penderita
leukemia maupun penderita kanker lainnya.