Kamis, 31 Maret 2016

ASKPE LEUKIMIA


PENDAHULUAN
A.    Latar belakang
Akut Limfoblastik Leukimia (ALL) adalah bentuk akut dari leukemia yang diklasifikasikan menurut cell yang lebih banyak dalam sumsum tulang yaitu berupa lymphoblasts. Pada keadaan leukemia terjadi proliferasi sel leukosit yang abnormal, ganas, sering disertai bentuk leukosit yang lain daripada normal, jumlahnya berlebihan dan dapat menyebabkan anemia, trombositopenia, dan diakhiri dengan kematian (Ngastiyah, 1997).
Akut Limfoblastik Leukimia (ALL) merupakan penyakit yang paling umum pada anak (25% dari seluruh kanker yang terjadi).  Di Amerika Serikat, kira-kira 2400 anak dan remaja menderita ALL setiap tahun. Insiden ALL terjadi jauh lebih tinggi pada anak-anak kulit putih daripada kulit hitam. Perbedaan juga tampak pada jenis kelamin, dimana kejadian ALL lebih tinggi pada anak laki-laki kurang dari 15 tahun. Insiden kejadian 3,5 per 100.000 anak berusia kurang dari 15 tahun. Puncak insiden pada umur 2-5 tahun dan menurun pada dewasa (Supriatna, 2002).
Yayasan Onkologi Anak Indonesia (YOAI) menyebutkan, setiap tahun ada 4.100 anak terkena kanker. Leukemia bisa menyerang anak dari berbagai golongan umur, mulai dari anak balita hingga menjelang dewasa muda, bahkan orang dewasa. Pada anak, leukemia bahkan bisa terjadi sejak anak dilahirkan.
B.     Rumusan masalah
Adapun rumusan masalah dari latar belakang diatas, didapatkan bagaimana cara melaksakan asuhan keperawatan pada pasien dengan leukimia.
C.    Tujuan
a.      Tujuan umun
Diharapkan mahasiswa mampu mengetahui dan menerapkan asuhan keperawatan dengan leukimia.
b.      Tujuan khusus
1.      mahasiswa mampu melaksanakan pengkajian keperawatan pada pasien dengan diagnosa leukimia
2.      mahasiswa mampu menegakkan diagnosa keperawatan pada pasien dengan diagnosa leukimia
3.      mahasiswa mampu memberikan intervensi keperawatan pada pasien dengan diagnosa leukimia
4.      mahasiswa mampu melaksanakan implementasi keperawatan pada pasien dengan diagnosa leukimia
5.      mahasiswa mampu mengevaluasi tindakan yang telah dilaksanakan pada pasien dengan diagnosa leukimia



PEMBAHASAN
A.    Pengertian
Leukimia adalah suatu tipe kanker.leukimia berasal dari kata yunani lekos putih,Haima darah.leukimia adalah kanker yang mulai dari sel sel darah.leukimia(kanker darah) adalah jenis penyakit kankeryang menyerang sel sel darah putihyang diproduksi oleh sum sum tulang(bone merrow).(padilla,2013)

Leukimia merupakan proferasi patologis dari sel darah putih yang masih imatur dalam pembentukan darah.(suriadi & rita 2006)
Leukimia merupakan penyakit akibat proliferasi(bertambah banyak atau multiplikasi)patologi dari sel pembuat darah yang bersifat sistemik dan biasanya berkahir fatal.(nursalam,2005)        
B.     Anatomi fisiologi
a.       Granulosit : berasal dari sel induk di sumsum tulang merah dari mieloblas menjadi mielosit sebelum berdiferensiasi menjadi salah satunya
b.      Neutrofil : fungsi utamanya melindungi terhadap benda asing yang masuk tubuh khususnya kuman dan melenyapkan bahan limbah. Sel-sel ini tertarik ketempat infeksi ke tempat infeksi oleh substansi kimia yang dilepaskan oleh sel-sel cedera
c.       Eosinofil : banyak diantaranya bermigrasi keluar pembuluh darah menuju daerah tubuh yang terpapar misal, jar ikat dibawah kulit, membran mukosa saluran nafas dan cerna, pelapis vagina dan rahim. Fungsi eosinofil melindungi tubuh terhadap bahan asing (parasit).
d.      Basofil : sel ini menggetahkan histamin, yang menimbulkan vasodilatasi dan meningkatkan permeabilitas dinding kapiler. Hal ini mempermudah fagosit dan substansi protektif lain spt zat anti, tiba dicelah jaringan bersama sel mast mengumpul didaerah radang yang menyembuh.
e.       Agranulosit : disebut demikian karena di dalam sitoplasmanya tidak terdapat granula
f.       Monosit : sel mononuklir besar asal sumsum tulang merah. Beredar didalam darah, berfungsi terutama di jaringan sesudah berkembang menjadi makrofag. Keduanya menghasilkan interleukin 1 yang bekerja pada hipotalamus, menaikkan suhu badan pada infeksi dengan kuman, merangsang pembentukan globulin oleh hati dan meningkatkan produksi limfosit T aktif.
g.      Limposit : ada dua jenis limposit
-          limposit-T, diaktifkan o/ timosin dalam kel timus
-          limposit-B, diaktifkan dalam jaringan limpoid.

C.     Etiologi
Penyebab Akut Limfoblastik Leukimia (ALL) sampai saat ini belum jelas, diduga kemungkinan karena virus (virus onkogenik) dan faktor lain yang mungkin berperan, yaitu:
1.      Faktor Predisposisi
a)      Penyakit defisiensi imun tertentu, misalnya agannaglobulinemia; kelainan kromosom, misalnya sindrom Down (risikonya 20 kali lipat populasi umumnya); sindrom Bloom.
b)      Virus
Virus sebagai penyebab sampai sekarang masih terus diteliti. Sel leukemia mempunyai enzim trankriptase (suatu enzim yang diperkirakan berasal dari virus). Limfoma Burkitt, yang diduga disebabkan oleh virus EB, dapat berakhir dengan leukemia.
c)      Radiasi ionisasi
Terdapat bukti yang menyongkong dugaan bahwa radiasi pada ibu selama kehamilan dapat meningkatkan risiko pada janinnya. Baik dilingkungan kerja, maupun pengobatan kanker sebelumnya. Terpapar zat-zat kimiawi seperti benzene, arsen, kloramfenikol, fenilbutazon, dan agen anti neoplastik.
d)     Herediter
Faktor herediter lebih sering pada saudara sekandung terutama pada kembar monozigot. Obat-obatan
e)      Obat-obat imunosupresif, obat karsinogenik seperti diethylstilbestrol.
2 .        Faktor Lain
a)      Faktor eksogen seperti sinar X, sinar radioaktif, dan bahan kimia (benzol, arsen, preparat sulfat), infeksi (virus dan bakteri).
b)      Faktor endogen seperti ras
c)      Faktor konstitusi seperti kelainan kromosom, herediter (kadang-kadang dijumpai kasus leukemia pada kakak-adik atau kembar satu telur).
D.    Patofisiologi
Pada keadaan normal, sel darah putih berfungsi sebagai pertahanan tubuh terhadap infeksi. Sel ini secara normal berkembang sesuai perintah, dapat dikontrol sesuai dengan kebutuhan tubuh. Leukemia meningkatkan produksi sel darah putih pada sumsum tulang yang lebih dari normal. Mereka terlihat berbeda dengan sel darah normal dan tidak berfungsi seperti biasanya. Sel leukemi memblok produksi sel darah normal, merusak kemampuan tubuh terhadap infeksi. Sel leukemi juga merusak produksi sel darah lain pada sumsum tulang termasuk sel darah merah dimana sel tersebut berfungsi untuk menyuplai oksigen pada jaringan.
Analisis sitogenik menghasilkan banyak pengetahuan mengenai aberasi kromosomal yang terdapat pada pasien dengan leukemia. Perubahan kromosom dapat meliputi perubahan angka, yang menambahkan atau menghilangkan seluruh kromosom, atau perubahan struktur termasuk translokasi (penyusunan kembali), delesi, inversi dan insersi. Pada kondisi ini, dua kromosom atau lebih mengubah bahan genetik, dengan perkembangan gen yang berubah dianggap menyebabkan mulainya proliferasi sel abnormal.
Leukemia terjadi jika proses pematangan dari stem sel menjadi sel darah putih mengalami gangguan dan menghasilkan perubahan ke arah keganasan. Perubahan tersebut seringkali melibatkan penyusunan kembali bagian dari kromosom (bahan genetik sel yang kompleks). Translokasi kromosom mengganggu pengendalian normal dari pembelahan sel, sehingga sel membelah tidak terkendali dan menjadi ganas. Pada akhirnya sel-sel ini menguasai sumsum tulang dan menggantikan tempat dari sel-sel yang menghasilkan sel-sel darah yang normal. Kanker ini juga bisa menyusup ke dalam organ lainnya termasuk hati, limpa, kelenjar getah bening, ginjal, dan otak.
E.     Klasifikasi
a.       Leukemia Mielogenus Akut (LMA)
LMA mengenai sel sistem hematopoetik yang kelak berdiferensiasi ke semua sel mieloid, monosit, granulosit (basofil, netrofil, eosinofil), eritrosit, dan trombosit. Semua kelompok usia dapat terkena. Insidensi meningkat sesuai dengan bertambahnya usia. Merupakan leukemia nonlimfositik yang paling sering terjadi.
b.      Leukemia Mielogenus Krinis (LMK)
LMK juga dimasukkan dalam sistem keganasan sel sistem mieloid. Namun lebih banyak sel normal dibanding bentuk akut, sehingga penyakit ini lebih ringan. LMK jarang menyerang individu dibawah 20 tahun. Manifestasi mirip dengan gambaran LMA tetapi dengan tanda dan gejala yang lebih ringan. Pasien menunjukkan tanpa gejala selama bertahun-tahun, peningkatan leukosit kadang sampai jumlah yang luar biasa, dan limpa membesar.
c.       Leukemia Limfositik Kronis (LLK)
LLK merupakan kelainan ringan mengenai individu usia 50 – 70 tahun. Manifestasi klinis pasien tidak menunjukkan gejala. Penyakit baru terdiagnosa saat pemeriksaan fisik atau penanganan penyakit.
d.      Leukemia Limfositik Akut (LLA)
LLA dianggap sebagai proliferasi ganas limfoblast. Sering terjadi pada anak-anak, laki-laki lebih banyak dibandingkan perempuan. Puncak insiden usia 4 tahun, setelah usia 15 tahun. LLA jarang terjadi. Limfosit immatur berproliferasi dalam sumsum tulang dan jaringan perifer sehingga mengganggu perkembangan sel normal.
F.      Manifestasi klinis
Manifestasi klinik yang sering dijumpai pada penyakit leukemia adalah sebagai berikut :
a)      Pilek tidak sembuh-sembuh & sakit kepala
b)      Pucat, lesu, mudah terstimulasi, merasa lemah atau letih
c)      Demam, keringat malam dan anorexia
d)     Berat badan menurun
e)      Ptechiae, memar tanpa sebab, mudah berdarah dan lebam (gusi berdarah, bercak keunguan di kulit, atau bintik-bintik merah kecil di bawah kulit)
f)       Nyeri pada tulang dan persendian
g)      Nyeri abdomen, Pembengkakan atau rasa tidak nyaman di perut (akibat pembesaran limpa).
G.    Komplikasi
a)      Nyeri tulang (terutama pada tulang belakang atau tulang rusuk)
b)      Pengeroposan tulang sehingga tulang mudah patah.
c)      Anemia
d)     Infeksi bakteri berulang
e)      Gagal ginjal
H.    Penatalaksanaan
a)      Transfusi darah, biasanya diberikan bila kadar Hb kurang dari 6 g%. Pada trombositopenia yang berat dan perdarahan masif, dapat diberi­kan transfusi trombosit dan bila terdapat tanda‑tanda DIC dapat dibe­rikan heparin.
b)      Kortikosteroid (prednison, kortison, deksametason dan sebagainya). Setelah dicapai remisi dosis dikurangi sedikit demi sedikit dan akhir­nya dihentikan.
c)      Sitostatika. Selain sitostatika yang lama (6‑merkaptopurin atau 6‑mp, metotreksat atau MTX) pada waktu ini dipakai pula yang baru dan lebih poten seperti vinkristin (oncovin), rubidomisin (daunorubycine), sitosin, arabinosid, L‑asparaginase, siklofosfamid atau CPA, adriami­sin dan sebagainya. Umumnya sitostatika diberikan dalam kombinasi bersama‑sama dengan prednison. Pada pemberian obat‑obatan ini sering terdapat akibat samping beru­pa alopesia, stomatitis, leukopenia, infeksi sekunder atau kandidiagis. Hendaknya lebih berhaiti‑hati bila jumiah leukosit kurang dari 2.000/mm3.
d)     Infeksi sekunder dihindarkan (bila mungkin penderita diisolasi dalam kamar yang suci hama).
e)      Transplantasi sumsum tulang merupakan prosedur dimana sumsum tulang yang rusak digantikan dengan sumsum tulang yang sehat. Sumsum tulang yang rusak dapat disebabkan oleh dosis tinggi kemoterapi atau terapi radiasi. Selain itu transplantasi sumsum tulang juga berguna untuk mengganti sel-sel darah yang rusak karena kanker.
I.       Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan diagnostik yang lazim dilakukan pada anak dengan Leukemia Limfositik Akut adalah:
1.      Pemeriksaan sumsum tulang Leukemia Limfositik Akut (BMP / Bone Marrow Punction):
a)      Ditemukan sel blast yang berlebihan
b)      Peningkatan protein
2.      Pemeriksaan darah tepi Leukemia Limfositik Akut
a)      Pansitopenia (anemia, lekopenia, trombositopneia)
b)      Peningkatan asam urat serum
c)      Peningkatan tembaga (Cu) serum
d)     Penurunan kadar Zink (Zn)
e)      Peningkatan leukosit dapat terjadi (20.000 – 200.000 / µl) tetapi dalam bentuk sel blast / sel primitif
3.      Biopsi hati, limpa, ginjal, tulang untuk mengkaji keterlibatan / infiltrasi sel kanker ke organ tersebut
4.      Fotothorax untuk mengkaji keterlibatan mediastinum
5.Sitogenik : 50-60% dari pasien ALL dan AML mempunyai kelainan   berupa:
a)      Kelainan jumlah kromosom, seperti diploid (2n), haploid (2n-a), hiperploid (2n+a)
b)      Bertambah atau hilangnya bagian kromosom (partial delection)
c)      Terdapat marker kromosom, yaitu elemen yang secara morfologis bukan komponen kromosom normal dari bentuk yang sangat besar sampai yang sangat  kecil.




ASKEP TEORITIS
A.    Pengumpulan data
a.         Pengkajian      
1.         Identitas Anak
a)      Umur : ALL lebih sering terjadi pada umur kurang dari 5 tahun. Angka kejadian tertinggi adalah pada umur 3 tahun.
b)      Jenis kelamin : leukemia limpfositik akut paling sering terjadi pada laki-laki dibandingkan perempuan.
2.         Identitas Orang Tua
a)      Pendidikan : Pendidikan yang rendah pada orang tua mengakibatkan kurangnya pengetahuan terhadapa penyakit anaknya.
b)      Pekerjaan : Pekerjaan orang tua yang berhubungan dengan bahan kimia , radiasi sinar X , sinar radioaktif, berpengaruh kepada anaknya. Selain itu sejauh mana orang tua mempengaruhi pengobatan penyakit anaknya.
b.              Keluhan utama
Nyeri sendi dan tulang sering terjadi, lemah , nafsu makan menurun, demam (jika disertai infeksi) bisa juga disertai dengan sakit kepala, purpura, penurunan berat badan dan sering ditemukan suatu yang abnormal. Kelelahan dan petekie berhubungan dengan trombositopenia juga merupakan gejala-gejala umum terjadi.
c.             Riwayat kehamilan dan kelahiran
Saat hamil ibu sering mengkomsumsi makanan dengan bahan pengawet dan penyedap rasa. Radiasi pada ibu selama kehamilan dapat meningkatkan resiko Saat hamil ibu sering mengkomsumsi makanan dengan bahan pengawet dan penyedap rasa. Radiasi pada ibu selama kehamilan dapat meningkatkan resiko pada janinnya. Lebih sering pada saudara sekandung, terutama pada kembar.



d.            Riwayat psikososio spiritual
a)Psikologi:
Anak belum tahu tentang penyakitnya, sehingga anak tidak merasa memiliki penyakit.  Orang tua mengalami kecemasan mengenai penyakit yang dialami anak, kondisinya apakah bisa sembuh atau tidak, serta masalah financial keluarga.
b)                        Sosial:
Anak jarang bermain dengan teman-temannya, karena kondisi anak lemah sehingga orangtua tidak mengizinkan anak untuk beraktivitas yang berat. Dirumah anak bermain dengan orang tua dan saudaranya, tetapi bermain yang ringan.
c)Spiritual:
Sebelum tidur anak diingatkan oleh orang tua untuk berdoa. Saat anak melihat orang tuanya berdoa anak mengikuti cara orang tuanya berdoa.
e.             Pemeriksaan ttv
a)      manifestasi kliniknya pada umumnya anak sesak nafas, tachypnea (Pernafasan >70x/menit)
b)      Nadi    : Pada penderita ALL, terdapat manifestasi klinik nadi teraba kuat dan cepat (takikardia)
c)      TD : pada penderita ALL, tekanan darahnya tinggi  disebabkan oleh hiperviskositas darah
d)     Suhu    : Pada penderita ALL yang terjadi infeksi l suhu akan naik (hipertermi, >37,50C)
f.             Pemeriksaan fisik
1. Kepala  dan Leher
a)      Rongga mulut :
1.      apakah terdapat peradangan (infeksi oleh jamur atau bakteri). Penyebab yang paling sering adalah stafilokokus,streptokokus, dan bakteri gram negative usus serta berbagai spesies jamur.
2.      perdarahan gusi,
3.      pertumbuhan gigi apakah sudah lengkap
4.      ada atau tidaknya karies gigi.
b)      Mata:
1.      Konjungtiva : anemis atau tidak. Terjadi gangguan penglihatan akibat infiltrasi ke SSP,
2.      sclera: kemerahan, ikterik.
3.      Perdarahan pada retina
c)      Telinga : ketulian
d)     Leher: distensi vena jugularis
e)      Perdarahan otak
Leukemia system saraf pusat: nyeri kepala, muntah (gejala tekanan tinggi intrakranial), perubahan dalam status mental, kelumpuhan saraf otak, terutama saraf VI dan VII, kelainan neurologic fokal.
                  2.      Pemeriksaan Dada dan Thorax
a)      Inspeksi     : bentuk thorax, kesimetrisan, adanya retraksi dada, penggunaan otot bantu pernapasan
b)      Palpasi denyut apex (Ictus Cordis)
c)      Perkusi untuk menentukan batas jantung dan batas paru.
d)     Auskultasi : suara nafas, adakah  ada suara napas tambahan: ronchi (terjadi penumpukan secret akibat infeksi di paru), bunyi jantung I, II, dan III jika ada
                  3.      Pemeriksaan Abdomen
a)      Inspeksi bentuk abdomen apakah terjadi pembesaran pada kelenjar limfe, ginjal, terdapat bayangan vena, auskultasi peristaltik usus, palpasi nyeri tekan bila ada pembesaran hepar dan limpa
b)      Perkusi adanya asites atau tidak.
4.    Pemeriksaan integument
Kulit :
a)      Perdarahan kulit (pruritus, pucat, sianosis,  ikterik, eritema, petekie, ekimosis, ruam)
b)      nodul subkutan, infiltrat, lesi yg tidak sembuh, luka bernanah, diaforesis (gejala hipermetabolisme).
c)      peningkatan suhu tubuh
d)     Kuku : rapuh, bentuk sendok / kuku tabuh, sianosis perifer.
5.     Pemeriksaan Ekstremitas
a)      Adakah sianosis, kekuatan otot
b)      Nyeri tulang dan sendi (karena infiltrasi sumsum tulang oleh sel-sel leukemia
B.     Diagnosa keperawatan
1.      Hipertermi berhubungan dengan peningkatan laju metabolisme terhadap proses infeksi virus.
2.      Ketidakseimbangan nutrisi berhubungan dengan ketidak adekuat pertahanan sekunder.
3.      Intoleransi akivitas berhubungan dengan kelemahan umum(anemia)
C.     Intervensi
No
Diagnosa keperawatan
NANDA
Tujuan dan kriteria hasil
NOC
Intervensi
NIC
1
Hipertermi berhubungan dengan peningkatan laju metabolisme terhadap proses infeksi virus.

NOC
Thermoregulation
Kriteria hasil :
1.      Suhu tubuh dalam batas normal
2.      Nadi dan RR dalam rentang normal
3.      Tidak ada perubahan warna kulit dan tidak ada pusing
NIC
Fever treatment
1.      Monitor suhu sesering mungkin.
2.      Monitor warna dan suhu kulit.
3.      Monitor tekanan darah,nadi,dan RR
4.      Monitor penurunan kesadaran
5.      Monitor intake dan output
6.      Berikan antipiretik
7.      Selimuti pasien
8.      Kompres pasienpada lipatan paha dan axila
2

Ketidakseimbangan nutrisi berhubungan dengan ketidak adekuat pertahanan sekunder.

NOC
a.       Nutritional status
b.      Nutritional status
a.       : food and intake fluid
c.       Nutritional status:
a.       Nutrition intake
d.      Weight control


NIC
Nutrition management :
1.      Kaji adanya alergi makanan
2.      Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah kalori dan nutrisi yang dibutuhkan
3.      Berikan informasi tentang kebutuhan gizi
Nutrition monitoring
1.      BB pasien dalam batas normal
2.      Monitor adanya penurunan berat badan
3.      Monitor interaksi antara orang tua dan anak saat makan
4.      Monitor mual muntah
5.      Monitor intake dan kalori 
3
Intoleransi akivitas berhubungan dengan kelemahan umum(anemia)

NOC
a.       Energi conservation
b.      Activity tolarance
c.       Self care ADLs
Kriteria hasil :
1.      Berpartisipasi dalam aktivitas fisik tanpa disertai peningkatan tekanan darah,nadi,dan RR
2.      Tanda tanda vital normal
3.      Energi psikomotor

NIC
Activity therapy
1.      Bantu klien mengidentetifikasi aktivitas yang mampudilakukan
2.      Bantu untuk memilih aktifitas yang mampu dilakukan
3.      Anjurkan klien membuat jadwal latihan di waktu luang
4.      Monitor respon,fisik,emosi,sosial dan spiritual

D.    Implementasi
Implementasi keperawatan adalah pelaksanaan dari perencanaan keperawatan yang telah dibuat untuk mencapai hasil yang efektif. Dalam pelaksanaan implementasi keperawatan, penguasaan keterampilan dan pengetahuan harus dimiliki oleh setiap perawat sehingga pelayanan yang diberikan baik mutunya. Dengan demikian tujuan dari rencana yang telah ditentukan dapat tercapai.
E.     Evaluasi
1.      Anak tidak menunjukkan tanda-tanda infeksi.
2.      Berpartisipasi dalam aktifitas sehari-sehari sesuai tingkat kemampuan, adanya laporan peningkatan toleransi aktifitas.
3.      Anak menyerap makanan dan cairan, anak tidak mengalami mual dan muntah.
4.      Masukan nutrisi adekuat.




PENUTUP
A.    Kesimpulan
Leukimia atau kanker darah adalah keganasan pada organ pembuat sel darah, berupa proliferasi patologis sel hemapoetik muda yang ditandai oleh adanya kegagalan sumsum tulang dalam membentuk sel darah normal dan disertai infiltrasi keorgan-organ lain.
         Sebab-sebab terjadinya leukimia belum diketahui secara pasti. Ada kemungkinan proses awal leukimia terjadi karena mutasi salah satu sel yang kemungkinan berproliferasi secara tidak terkendali sebagai penyebab sering dihubungkannya dengan radiasi, zat kimia, gangguan imunologik, virus dan faktor genetik.

B.     Saran
Sebagai perawat disarankan untuk memberi dukungan kepada pasien untuk bertahan hidup, dan menganjurkan pasien maupun keluarga untuk tidak putus asa terhadap kemungkinan buruk yang akan terjadi, serta menganjurkan pasien untuk mengikuti terapi yang dianjurkan. Selain itu juga perawat harus memperhatikan personal hygiene untuk mengurangi dampak yang terjadi pada saat memberikan pelayanan kesehatan pada penderita leukemia maupun penderita kanker lainnya.